Dosa Istri dan Dosa Suami


Dosa Istri dan Dosa Suami 



Salah satu sikap positif yang harus dikembangkan dalam kehidupan rumah tangga adalah kesediaan untuk selalu mengintrospkesi diri dan meminta maaf bila melakukakn kesalahan. Kelapangan hati untuk mau mengakui semua kesalahan dan meminta maaf kepada pasangan hidupnya menjadi energy digdaya untuk mengharmoniskan hubungan suami-istri.

Sehingga, diantara suami-istri tidak terjadi ganjalan perasaan dan ketidakpuasan yang terpendam yang bisa mengganggu kemesraan dan keindahan hidup berumah tangga.

Kebahagiaan dan ketenangan hidup terwujud dengan adanya hubungan pernikahan yang bahagia. Dan, kebahagiaan pernikahan itu terwujud bila suami istri memiliki agama yang benar, akal yang sehat, dan akhlak yang mulia. Ditambah lagi dengan cinta yang tulus, saling memenuhi hak, dan masing-masing menasihati pasangannya.



Bila masing-masing suami istri menunaikan kewajibannya secara sempurna sesuai dengan kesanggupannya, maka kebahagiaan dan kegembiraan akan terwujud, problematika akan hilang atau paling tidak berkurang. Kondisi ini sangat berpengaruh pada kebaikan keluarga dan kekuatan umat.

Dalam tulisan ini, penulis mengangkat beberapa penjelasaan dari karya Muhammad bin Ibrahim Al-Hamd dalam bukunya berjudul; 26 dosa istri dan 32 dosa suami yang meletarbelakangi beberapa kesalahan dan dosa yang mungkin istri dan suami lakukan.

Menyebutkan kesalahan bukan berarti kesalahan tersebut mencakup seluruh istri begitupun kepada suami. Di antara mereka ada yang memiliki banyak kebaikan dan sedikit kekurangan. Juga tidak bermaksud agar suami istri menjadikan kesalahan tersebut sebagai media untuk menghitung-hitung aib istri dan suami.




Mengintip Dosa Istri


1. berlebihan dan menuntut kesempurnaan

2. kurang memperhatikan orang tua suami

3. kurang mempercantikkan diri di hadapan suami

4. banyak berkeluh kesah dan kurang bersyukur

5. mengungkit ungkit kebaikan kepada suami

6. menyebarkan masalah rumahtangga kepada orang lain

7. kurang memperhatikan posisi dan status sosial suami

8. kurang membantu suami dalam kebajikan dan ketakwaan

9. membebani suami dengan banyak tuntutan

10. membuat suami risau dengan banyak menjalin hubungan

11. bersikap nusyuz terhadap suami

12. menolak ajakan suami berhubungan badan

13. lalai dalam melayani suami

14. memasukkan orang yang tidak diizinkan suami de dalam rumahnya

15. keluar dari rumah tanpa izin suami

16. menaati suami dalam kemaksiatan kepada Allah swt

17. cemburu berlebihan terhadap suami

18. buruknya perilaku isteri bila suamiberpoligami

19. lalai dalam mendidik anak-anak

20. kurang perhatian terhadap keadaan dan perasaan suami

21. menyebarluaskan rahsia tempat tidur

22. isteri mendeskripsikan seorang perempuan kepada suami

23. menggugat kepimpinan suami

24. isteri yang ikhtilah dan tabarruj di hadapan kaum laki-laki

25. kurang setia terhadap suami

26. kurangnya ketakwaan kepada Allah setelah berpisah dari suami




Mengintip Dosa Suami

1. Lalai Berbakti kepada orang tua setelah menikah

2. Kurang serius dalam mengharmonisasikan antara istri dan orang tua

3. Ragu dan buruk sangka kepada istri

4. Kurang memiliki sikap cemburu terhadap istri

5. Meremehkan kedudukan istri

6. Melepaskan kendali kepemimpinan dan menyerahkannya kepada istri

7. Memakan Harta istri secara batil

8. Kurang semangat dalam mengajari istri ajaran-ajaran agamanya

9. Bersikap pelit terhadap istri

10. Datang secara tiba-tiba setelah lama pergi

11. Banyak mencela dan mengkritik istri

12. Kurang berterima kasih dan memotivasi istri

13. Banyak bersengketa dengan istri

14. Lama memutus hubungan dan meninggalkan istri tanpa sebab yang jelas

15. Sering berada di luar rumah dan jarang bercengkrama dengan keluarga

16. Interaksi yang buruk dengan istri

17. Tidak menganggap penting berdandan untuk istri

18. Kurang perhatian terhadap Doa yang dituntun ketika menggauli istri

19. Kurang memperhatikan Etika, Hikmah dan Hukum hubungan badan

20. Menyebarkan rahasia ranjang

21. Tidak mengetahui kondisi biologis perempuan

22. Menggauli istri ketika haid

23. Menggauli istri pada duburnya

24. Memukul istri tanpa alasan

25, Kesalahan tujuan poligami

26. Tidak bersikap Adil antara beberapa istri

27. Terburu-buru dalam urusan Talak

28. Tidak mau mentalak, padahal sudah tdk mungkin ada perbaikan dan kecocokan

29. Mencela istri setelah berpisah dengannya

30. Menelantarkan anak-anak setelah mentalak istri

31. Kurang setia terhadap istri

32. Kurang puas dan selalu melirik perempuan lain

Kenapa Tuhan Menciptakan Manusia?


Kenapa Tuhan Menciptakan Manusia?

Dr. Zakir Naik


Pertanyaan ini diajukan oleh seorang ateis/agnostik kepada Dr. Zakir Naik pada saat konvensi di Dubai. Videonya bisa dilihat disini. Berikut ini transkrip percakapannya:

Halo Dr. Zakir Naik. Namaku Harris dari Phoenix, Arizona, AS. Aku seorang wirausahawan dan manager marketing. Dua temanku di Amerika telah masuk Islam karena menonton video YouTube tentangmu. Salah satu dari mereka orang Kristen, yang satu lagi Ateis. Salah satu temanku memberikan kepadaku DVD-mu “How to Deal with an Atheist” yang telah kutonton. Tapi itu tidak menjawab pertanyaanku. Aku telah bertanya tentang ini kepada banyak orang cerdas tapi tidak ada jawaban yang memuaskan. Dari semua ulama yang pernah kutonton di YouTube, menurutku andalah yang paling rasional, masuk akal, dan mudah dipahami.


Pertanyaanku adalah: Tuhan telah menciptakan seluruh jagat raya dan Quran berfirman banyak hal tentang penciptaan itu. Jauh sebelum Tuhan menciptakan keseluruhan jagat raya ini, sebelum dia memutuskan untuk menciptakan manusia, Dia sudah tahu hasil akhirnya. Dia tahu pada akhirnya Dia akan kecewa dengan orang-orang tertentu dan mereka akan masuk ke dalam neraka. Dia tahu mereka akan dibakar dan disiksa. Jauh sebelum Dia menciptakan seluruh jagat raya, Dia tahu bahwa hasilnya akan menjadi buruk. Ini mungkin baik bagi orang-orang yang ada di surga, tapi Dia tahu bahwa Dia bisa menyelamatkan orang-orang yang akan masuk neraka bahkan jauh sebelum Dia memutuskan untuk menciptakan. Tapi tetap saja Dia memutuskan untuk menciptakan mereka dengan segala logika Ketuhanannya. Kenapa Dia melakukan itu? Kesimpulan dari pertanyaannya adalah: Bagaimana mungkin Tuhan begitu sadis, sehingga Dia tetap melanjutkan rencana-Nya padahal Dia tahu rencana-Nya akan berakhir seperti itu?

Jawaban
Saudara kita menanyakan pertanyaan yang sangat bagus dan cerdas.  Saudara berkata bahwa meskipun satu orang saja masuk neraka maka Tuhan akan kecewa. Saudaraku, Tuhan tidak pernah kecewa sama sekali. Sekarang untuk menjawab pertanyaanmu.

Aku menggunakan pengandaian dengan seorang guru di sekolah. Jika seorang guru menuliskan pertanyaan di kertas ujian, “Berapakah 2+2?” Murid yang berada di hadapannya menulis “5.” Gurunya bisa saja berkata pada muridnya “Ubahlah 5 menjadi 4.” Apakah gurunya adil jika pada saat ujian dia membetulkan jawaban muridnya? Bagaimana dengan pendapat murid-murid yang lain?

Ateis: Gurunya tidak adil. Tapi Tuhan bisa menjadi adil pada saat bersamaan. Dia bisa menciptakan kondisi yang sepenuhnya berbeda, Dia tidak perlu menjalani situasi seperti itu, Dia tidak dibatasi oleh situasi apapun.

Dr. Zakir: Maksud saudara adalah Tuhan bisa menciptakan sesuatu yang sempurna dan tidak salah, benar? Tuhan telah menciptakan hal itu. Dia menciptakan para malaikat yang tidak pernah menentang perintah Tuhan. Tapi manusia adalah ciptaan yang lebih baik daripada malaikat karena para malaikat tidak punya kehendak sendiri. Namun manusia punya kehendak bebas untuk menentang atau mengikuti Tuhan.

Jika anda memilih menjadi manusia, jika anda menentang perintah-Nya anda masuk neraka. Namun jika anda mematuhi perintah-Nya, anda lebih baik daripada malaikat. Karena malaikat tidak punya kehendak bebas dari diri sendiri maka mereka mengikuti Tuhan dan ini tidak hebat. Manusia adalah ciptaan yang lebih baik dari Tuhan. Tuhan telah memberikan kehendak bebas pada mereka.

Ini adalah pertanyaan yang berbeda bahwa Tuhan mengetahui... karena Dia punya ilmu tentang masa depan. Jadi Dia telah menciptakan makhluk yang punya kehendak bebas. Kesalahannya ada pada manusia, bukan Tuhan.

Ateis: Kenapa Dia memberikan kita kehendak bebas sedangkan Dia tahu bahwa Dia pada akhirnya akan ada banyak orang di neraka?

Dr. Zakir:  Itu adalah ciptaan yang berbeda. Tentang yang anda permasalahkan, Tuhan telah menciptakan para malaikat. Aku bertanya padamu, mana yang lebih baik? Para malaikat yang mengikuti perintah Tuhan atau manusia yang mengikuti perintah Tuhan?

Ateis: Jika aku punya kesempatan, aku ingin menjadi malaikat. Kenapa juga aku mau mengambil risiko.

Dr. Zakir: Kesempatan kedua. Benar! Itulah mengapa Tuhan berfirman dalam surat Al-A’raaf[7]:172 bahwa Tuhan telah mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Tuhan berfirman: "Bukankah Aku ini Tuhanmu?" Semua manusia pun mengakuinya. Tuhan berfirman dalam surat Al Hashr[59]:21 jika sekiranya Tuhan mewahyukan Quran pada gunung, maka gunung itu akan runtuh. Tuhan berfirman pada surat Al Ahzaab[33]:72 bahwa manusialah yang bodoh karena mengatakan “Kami ingin menjadi manusia.” Kitalah yang bodoh. Sekarang kita tidak bisa mundur. Sekali kita mengajukan diri untuk menerima ujiannya, sekali anda membaca kertas ujiannya.

Ateis: Tidak ada yang bertanya padaku. Mereka bertanya pada Adam dan Hawa.

Dr. Zakir: Tidak saudara. Quran berfirman bahwa setiap manusia ditanya apakah mereka ingin menjadi manusia. Kemudian ingatan itu dihilangkan. Sebelum kita diciptakan jadi manusia, Tuhan berfirman dalam Quran “Apakah kamu ingin menjadi manusia? Jika kamu menjadi manusia, kamu bisa mengungguli para malaikat atau bisa lebih hina daripada mereka. Jika kamu tidak mau menjadi manusia maka tidak apa-apa.” Jadi Tuhan bertanya pada manusia dan Quran berfirman bahwa kita bodoh karena memilih mengikuti ujiannya.

Sekarang ketika anda sudah ikut ujiannya, jika anda mengikuti perintah Tuhan atas kehendak bebasmu maka anda akan lebih mulia daripada malaikat, jika anda menentang Tuhan, anda menjadi lebih rendah daripada malaikat. Kita ingin melewati ujiannya dengan baik.

Anda berkata “Aku tidak ingat pernah ditanya ingin menjadi manusia atau tidak.” Tentu saja anda tidak akan ingat, bahkan aku juga tidak ingat. Tapi aku percaya pada Quran. Pada hari kiamat, Tuhan berfirman “Tidak ada satu manusia pun yang menentang pengadilan Tuhan.” Anda akan tahu pada hari kiamat. Satu-satunya yang kita katakan adalah “Tolong beri kami kesempatan”, namun Tuhan berfirman “Sudah terlambat.”

Jadi jika anda ingin mendapat kesempatan baru, maka anda harus kembali ke dunia lagi, begitu juga setiap orang. Tuhan telah memberikan kita kesempatan di dunia. Jika anda berbuat salah, Tuhan memberikanmu kesempatan untuk memohon ampun. Anda bertaubat dan Tuhan memaafkanmu. Dan anda berbuat salah lagi... begitu seterusnya. Ketika anda mati, tidak ada kesempatan lagi.

Jadi berkenaan dengan pertanyaanmu, kenapa Tuhan menciptakan manusia? Karena ini adalah ciptaan yang lebih baik. Setiap orang yang rasional, termasuk anda harus setuju bahwa makhluk yang punya kehendak bebas adalah ciptaan yang lebih baik daripada makhluk yang tidak punya kehendak bebas.

Dan anda berkata bahwa anda tidak ingat, anda sepenuhnya benar. Ketika anda mati dan dibangkitkan, pada saat itu kita akan menemui-Nya, maka pada saat itu kita akan berkata “Aku ingat.” Bahkan sekarang aku tidak mengingatnya. Tapi percayalah pada Quran, karena Quran tidak pernah salah. Jika anda mendengar ceramahku, maka anda akan tahu bahwa 80% kandungan Quran sesuai 100% dengan ilmiah. 20%-nya lagi masih ambigu, tidak benar dan juga tidak salah. Jadi logikaku berkata, ketika 80% itu 100% benar, dan bahkan tidak 0,01% dari yang 20% itu salah, logikaku mengatakan bahwa yang 20% ini pasti juga benar.

Aku adalah orang ilmiah, aku orang yang menggunakan logika, jadi aku percaya pada pernyataan Quran, bahwa kitalah yang memilih menjadi manusia. Jika anda tidak memilihnya maka anda boleh mempertanyakan Tuhan: “Kenapa Engkau menjadikan aku sebagai manusia?” maka Tuhan akan disalahkan. Tapi Tuhan berfirman dalam Quran bahwa kita ditanya. Gunung saja ketakutan,
semuanya ketakutan tapi kita sebagai manusia memilihnya.

Ateis: Tapi apakah anda ingat pernah ditanya? Aku tidak ingat pernah ditanya.

Dr. Zakir: Saudara, jika anda mendengar jawabanku, bahkan aku tidak ingat. Tapi jika anda mengingatnya, dimana ujiannya? Bayangkan jika seorang guru mengajarkan sesuatu padamu, kemudian sang guru memberikanmu bukunya. Gurumu berkata “Kamu tidak boleh buka buku ketika ujian.” Andai saja guru itu berkata “Oke, buka saja bukunya dan jawablah ujiannya” maka dimana ujiannya? Setelah ujiannya berakhir, anda bisa memeriksa dari bukunya atau tidak?

Ateis: Tentu saja.

Dr. Zakir: Tapi saat ujian, bolehkah anda buka buku?

Ateis: Tidak.

Dr. Zakir: Jadi sekarang ujiannya sedang berlangsung saudaraku. Ketika ini sudah berakhir, anda bisa memeriksanya. Pada saat ujian, anda tidak bisa mengecek buku pelajaran, itu namanya menyontek. Jadi ketika ujiannya sudah berakhir, jika anda tidak ingat, anda katakan pada Tuhan “Kenapa ini tidak masuk akal?” Tapi Quran berfirman bahwa tidak satupun manusia akan menentang pengadilan Tuhan.

Aku adalah orang ilmiah, aku orang berlogika, berdasarkan pengetahuanku pada ilmiah, berdasarkan logikaku, ketika aku membaca kitab-kitab lain dan membaca Quran, aku lihat bahwa Quran adalah satu-satunya kitab agama di muka bumi yang melewati ujian-ujiannya. Jadi dengan begitu aku, aku meyakini bahwa Quran pasti benar. Aku tidak ingat, itulah ujiannya, jika aku ingat maka dimana ujiannya?

Jadi itu menjawab bagian pertama dari pertanyaannya. Bagian pertama yang menjawab bahwa Tuhan itu sadis. Tuhan tidak sadis. Sebagai contoh, aku ingin anak-anakku masuk universitas medis. Berapa banyak anak-anak yang akan masuk universitas medis? Hanya sedikit, lebih kecil dari 5%, atau mungkin hanya 1%. Jadi kenapa hanya 1% yang bisa masuk ke kampus? Memang karena ini diperuntukkan untuk orang-orang terpilih. Begitu juga Tuhan menciptakan surga, surga firdaus. Tidak setiap orang bisa masuk surga Firdaus.

Begitu juga, tidak setiap orang bisa menjadi dokter. Hanya mereka yang punya kapasitas yang bisa masuk. Begitu juga, tidak setiap orang bisa masuk surga Firdaus, tingkat surga yang tinggi. Kita harus berusaha. Tuhan telah memberikan anda kapasitas. Jika anda tidak mengikuti petunjuk-Nya maka anda tidak bisa (masuk surga). Jika anda mengikuti petunjuk-Nya untuk masuk surga, maka ini sangat mudah. Jika anda cerdas dan jujur kepada diri sendiri, maka ini menjadi mudah. Tapi jika anda tidak jujur pada diri sendiri, bahkan orang-orang yang tidak cerdas bisa masuk surga. Yang paling penting adalah anda harus jujur.

Tuhan telah memberikan berbagai pilihan tentang bagaimana cara mematuhi-Nya. Jika mereka pintar, mereka akan melihat bahwa Quran ini sangat jelas bahwa ini adalah firman Tuhan dan anda harus mengikuti-Nya. Itulah alasan mengapa Francis Bacon berkata “Sedikit pengetahuan menjadikanmu seorang Ateis. Pengetahuan yang mendalam menjadikanmu seorang yang beriman pada Tuhan.”

Jadi aku tidak akan mengatakan bahwa Tuhan itu sadis, aku katakan kitalah yang bodoh karena telah memilih untuk mengikuti ujiannya. Tuhan telah memberikanmu pilihan. Apa yang kita inginkan, kitalah yang memilihnya. Jadi kitalah yang bertanggung jawab bukan Tuhan. Pada hari kiamat anda akan tahu, insya Allah. Insya Allah jika aku masuk surga, aku berdo’a kepada Tuhan dan bersyukur pada-Nya. Jika kita gagal, maka kita hanya menghancurkan diri sendiri. Semoga itu menjawab pertanyaanmu.

Shalat Tepat Waktu


SHALAT memanglah suatu kewajiban bagi umat Muslim. Namun, bukan berarti dengan melaksanakannya menjadi tolak ukur sebagai penggugur kewajiban. Ada hal-hal lain yang perlu diperihatikan. Salah satunya dalam pelaksanaannya, karena banyak dari kita yang mengerjakan shalat tapi lalai atau menunda-nunda dalam melaksanakannya. Padahal, shalat di awal waktu itu lebih utama.

Awal shalat ditandai dengan berkumandangnya azan, tetapi pasar, kantor, terminal serta tempat-tempat lain masih saja hiruk pikuk dipenuhi umat muslim. Mereka tidak bergegas memenuhi panggilan azan ini, bahkan ada juga yang melalaikan shalat lima waktu. Menunaikan shalat tepat waktu berarti melatih diri untuk disiplin.

Bila kita mulai dari disiplin shalat, maka kita akan terbiasa melakukan disiplin-displin dalam kegiatan lainnya. Shalat tepat waktu bisa menjadi ukuran disiplin bagi seorang muslim.

Dari Abu Hurairah RA bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda, “…Seandainya orang-orang mengetahui pahala azan dan barisan (shaf) pertama, lalu mereka tidak akan memperolehnya kecuali dengan ikut undian, niscaya mereka akan berundi. Dan seandainya mereka mengetahui pahala menyegerakan shalat pada awal waktu, niscaya mereka akan berlomba-lomba melaksanakannya. Dan seandainya mereka mengetahui pahala shalat Isya dan Subuh, niscaya mereka akan mendatanginya meskipun dengan jalan merangkak,” (HR. Bukhari).

Keutamaan shalat tepat waktu juga bisa menjadikan seseorang lembut hati dan dikaruniai kesehatan. Untuk shalat Isya’ Nabi biasa mengerjakannya pada sebagian besar waktu malam.

“Telah bersabda Rasulullah SAW, “Sekiranya tidak memberatkan umatku, tentu aku suruh mereka mengundurkan isya hingga sepertiga atau seperdua malam,” (HR.Ahmad, Ibnu Majah,Tirmizi).

Pesan Khalifah Usman bin Affan RA, “Orang-orang yang memelihara shalat lima waktu dan mengerjakannya tepat pada waktunya, maka Insya Allah, Allah akan memuliakan orang itu dengan sembilan macam kemuliaan:

1. Dicintai Allah
2. Badannya senantiasa sehat
3. Dijaga oleh Malaikat
4. Diturunkan berkah untuk rumahnya
5. Mukanya akan kelihatan tanda orang yang shaleh
6. Allah akan melembutkan hatinya
7. Dapat melalui jembatan Shiratal Mustaqim layaknya seperti kilat
8. Akan diselamatkan dari api neraka
9. Allah akan menempatkannya ke dalam golongan orang-orang yang tidak takut dan bersedih. []

Sumber: ziemens islam/islampos


Hijab itu wajib


Mahasiswi: apakah ada satu ayat dalam Qur’an yang mewajibkan perempuan berhijab/berjilbab?

Dr. Jassem al-Mutowi’: perkenalkanlah diri anda terlebih dulu

Mahasiswi: saya adalah mahasiswa semester akhir di universitas. Sepengetahuan saya bahwa jilbab tidak diperintahkan oleh Allah. Oleh sebab itu saya tidak berjilbab, namun saya tetap sholat alhamdulillah.

Dosen: baiklah, boleh saya bertanya satu soal kepada anda?
Mahasiswi: silakan.

Dosen: jika saya mengulang-ulang satu makna kepada anda tetapi saya ungkapkan dengan 3 kata yang berbeda, apakah yang anda pahami?

Mahasiswi: hmm maksudnya apa ya?

Dosen: jika saya bilang kepada anda, tolong bawakan ijazah universitasmu, atau bawakan kertas hasil kelulusanmu, atau bawakan surat pernyataan hasil akhir dari universitas, apakah yang anda pahami?

Mahasiswi: saya harus membawa bukti ijazah universitas saya, tak ada ruang bagi saya untuk salah memahami ungkapan bapak, karena memang maksud dari ketiga ungkapan (ijazah, kertas, pernyataan) itu satu makna.

Dosen: nah itulah yang saya maksudkan sebelum ini…!

Mahasiswi: tapi apakah kaitannya ungkapan bapak dengan hijab?
Dosen: sebenarnya Allah gunakan 3 istilah di dalam Qur’an untuk mengungkapkan hijab perempuan.

Mahasiswi: sambil memandang aneh, bagaimana itu bisa?
Dosen: Allah telah mensifatkan pakaian yang menutupi tubuh perempuan dengan istilah hijab, jilbab dan khimar untuk satu makna. Jadi anda pahaminya bagaimana?

Mahasiswi itu terdiam.

Dosen: anda mesti pahami bahwa tema jilbab ini semestinya tidak menimbulkan perbedaan di antara kita seperti halnya 3 ungkapan ijazah untuk makna yang sama kan?

Mahasiswi: bapak telah mengagetkan saya dalam cara berdiskusi seperti ini.

Dosen: sifat pertama, yaitu firman Allah “hendaklah mereka menjulurkan kerudung mereka ke atas juyub tubuh mereka”, kedua, ialah firman-Nya “wahai Nabi katakanlah kepada isterimu, anak perempuanmu, dan istri orang-orang beriman untuk mengulurkan jilbab mereka”.

Ketiga, ialah firman-Nya “jika kamu meminta suatu barang kepada isteri nabi, maka mintalah dari balik hijab”.

Bukankah ini semua menunjukkan wajibnya menutup tubuh perempuan?

Mahasiswi: sungguh bapak telah membuat saya terkejut dengan perkataan ini.

Dosen: baiklah saya jelaskan kepadamu ketiga istilah itu dalam bahasa arab. Khimar adalah kain yang menutupi kepala perempuan, dan menjulurkannya ke atas juyub maksudnya mengulurkannya agar bisa menutupi leher dan dada.

Jilbab adalah kain baju yang luas dan panjang, menutupi lengan tangan dan kepala, seperti baju tradisional Maroko. Hijab adalah tirai penutup.

Mahasiswi: saya bisa memahami bahwa tidak bisa tidak saya mesti berhijab.

Dosen: ya memang demikian wajib. Jika hatimu dipenuhi cinta kepada Allah dan Rasul-Nya, maka ada 2 jenis pakaian.

Pertama, pakaian yang menutupi fisik, sebagai kewajiban mentaati perintah Allah dan Rasul-Nya. Kedua, pakaian yang menutupi roh dan kalbu, jenis ini lebih baik dari yang pertama.

Karena perempuan bisa jadi berjilbab secara fisik, namun ia kehilangan atau lepas dari pakaian takwa.

Yang benar adalah perempuan harus memakai 2 jenis pakaian itu. Hal ini juga berlaku bagi pakaian yang dikenakan laki-laki.
Mahasiswi: dulu saya mengira bahwa hijab tidak disebutkan di dalam Qur’an.

Dosen: tentu saja hijab telah disebutkan di dalam Qur’an dan juga sunnah, serta disepakati oleh seluruh ulama islam.

Kamu harus gemar taqarub kepada Allah dengan mentaati-Nya karena telanjang itu salah satu tujuan syetan untuk menjerumuskan Adam dan Hawa.

Mahasiswi: apa maksud anda?

Dosen: ketika Allah perintahkan Adam dan Hawa memakan buah-buahan sorga, selain satu pohon khuldi, setan langsung membisiki mereka berdua “fa dallaahuma bi ghurur”.

Maka ketika mereka berdua melanggar perintah Allah itu dengan memakan buah khuldi tersingkaplah aurat mereka (lihat surah al-A’raf: 22) itulah tujuan setan agar umat manusia telanjang sempurna.

Oleh sebab itu Adam dan Hawa bertobat dan segera mencari dedaunan besar untuk menutupi aurat kemaluan mereka.
Persoalan pakaian sangat tua seusia penciptaan Adam dan Hawa.
Saya sarankan kamu membaca buku “psikologi pakaian” karena pakaian berpengaruh kepada kepribadian kita.
Mahasiswi: terus terang saya tidak mengira persoalan hijab dan pakaian ini sangat besar sekali.

Dosen: apakah sekarang kamu telah memutuskan untuk berhijab atau berjilbab atau berkerudung?

Mahasiswi pun tersenyum dan berkata: sungguh saya telah pahami pelajaran ini dengan baik, tapii, saya akan berhijab kalau sudah tua kelak…

Dosen: hmm, ternyata kamu berfikir dan berencana yang berkebalikan dengan perintah Allah.

Mahasiswi pun kebingungan, “bagaimana kebalikan”?
Dosen: Allah telah beri keringanan kepada perempuan tua untuk melepas hijabnya dalam firman-Nya di surah An-Nur: 60
Allah meringankan kewajiban berjilbab bagi perempuan tua dengan syarat tidak tabarruj dalam berhias.

Mahasiswi: kalau gitu, kami yang masih muda ini artinya haruslah iltizam wajib mengenakannya. Hehe sambil tersenyum.
Dosen: masya Allah kamu cerdas sekali menarik kesimpulan. Nah, bukankah kamu menjaga solat 5 waktu? Apakah ketika solat kamu memakai hijab?

Mahasiswi: tentu saja donk..

Dosen: kalau begitu, kenapa dalam sholat wajib dipakai?
Mahasiswi: maaf saya tidak tahu (lalu tersenyum)
Dosen: apakah kamu percaya bahwa Islam memerintahkan perempuan mengenakan pakaian untuk menghadap Allah dalam sholat lalu menyuruh ia gunakan pakaian yang lebih pendek dan minimalis ketika menghadapi manusia di luar solat?
Mahasiswi: ya beda kan, yang satu solat kita sedang beribadah, dan yang satu lagi kita sedang bermuamalah dunia..!
Dosen: benar, solat adalah ibadah, dan ia bagian dari kehidupan kita.

Sementara hidup kita ini seluruhnya adalah ibadah kepada Allah.
Makanya pakaian perempuan di dalam solat itulah pakaiannya di dalam kehidupan ini seluruhnya.

Selesailah dialog antara dosen dan mahasiswinya.

Diceritakan oleh Dr. Jassem al-Muthowi’ yang dikirim oleh sahabat grup Whatsap.

hadist-hadist yang terkait di bulan Suci Ramadhan


Hadist 1
اِذَا جَاءَ رَمَضَانُ فُتِحَتْ اَبْوَابُ الْجَنَّةِ وَغُلِّقَتْ اَبْوَابُ النَّارِوَصُفِّدَتِ الشَّيَاطِيْنُ.
Jika tiba bulan Ramadhan, maka dibuka pintu-pintu syurga dan ditutup pintu-pintu neraka dan dibelenggu semua syaitan (HR. Bukhari dan Muslim).

Hadist 2
مَنْ صَامَ رَمَضَانَ اِيْمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَلَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ.
Barangsiapa yang berpuasa pada bulan Ramadhan karena iman dan mengharap pahala (ridha Allah), maka diampuni dosa-dosanya yang terdahulu (HR. Bukhari).

Hadist 3
ثَلاَثَةٌ لاَتُرَدُّ دَعْوَتُهُمْ: اَلصَّائِمُ حَتَّى يُفْطِرَ وَاْلإمَامُ الْعَادِلُ وَالْمَظْلُوْمُ.
Ada tiga golongan orang yang tidak ditolak doanya mereka: orang yang berpuasa hingga berbuka, pemimpin yang adil dan donya orang yang dizalimi (HR. Tirmidzi).

Hadist 4
ثَلاَثَةٌ مَنْ كُنَّ فِيْهِ يَسْتَكْمِلُ اِيْمَانَهُ: رَجُلٌ لاَيَخَافُ فِىاللهِ لَوْمَةَ لاَئِمٍ وَلاَيُرَائِى بِشَيْءٍ مِنْ عَمَلِهِ وَاِذَا عُرِضَ عَلَيْهِ اَمْرَانِ اَحَدُهُمَا لِلدُّنْيَا وَالآخَرُ لِلاَخِرَةِ اِخْتَارَ اَمْرَاْلاَخِرَةِ عَلَى الدُّنْيَا.
Tiga perkara, barangsiapa hal itu ada pada dirinya, berarti ia menyempurnakan imannya: (1) seseorang yang tidak pernah takut demi agama Allah pada kecaman si pengecam (2) tidak riya dengan sesuatu dari amalnya, (3) apabila dua perkara dihadapkan kepadanya, salah satu untuk dunia dan yang lain untuk akhirat, maka ia memilih urusan akhirat daripada urusan dunia (HR. Ibnu Asakir dari Abu Hurairah ra).

Hadist 5
اِنَّ اللهَ يَرْضَى لَكُمْ ثَلاَثًا: اَنْ تَعْبُدُوْهُ وَلاَتُشْرِكُوْابِهِ شَيْئًا وَاَنْ تَعْتَصِمُوْا بِحَبْلِ اللهِ جَمِيْعًاوَلاَ تَفَرَّقُوْا وَاَنْ تَنَاصَحُوْا مَنْ وَلاَّهُ اللهُ اَمْرَكُمْ.
Sesungguhnya Allah ridha untuk kamu tiga perkara: (1) kamu beribadah kepada-Nya dan tidak mempersekutukan sesuatu dengan-Nya. (2) kamu berpegang teguh kepada tali Allah dan tidak bercerai berai (3) kamu menasihati dengan tulus terhadap orang yang diangkat oleh Allah menguasai urusanmu (HR. Ahmad dan Muslim dari Abu Hurairah).

Hadist 6
“Diriwayatkan dari Abu Said al-Khudri r.a katanya: Rasulullah s.a.w bersabda: Setiap hamba yang berpuasa di jalan Allah, Allah akan menjauhkannya dari api Neraka sejauh perjalanan tujuh puluh tahun” [Bukhari-Muslim]

Hadist 7
“Diriwayatkan dari Sahl bin Saad r.a katanya: Rasulullah s.a.w bersabda: Sesungguhnya di dalam Surga itu terdapat pintu yang dinamakan Ar-Rayyan. Orang yang berpuasa akan masuk melalui pintu tersebut pada Hari Kiamat kelak. Tidak boleh masuk seorangpun kecuali mereka. Kelak akan ada pengumuman: Di manakah orang yang berpuasa? Mereka lalu berduyun-duyun masuk melalui pintu tersebut. Setelah orang yang terakhir dari mereka telah masuk, pintu tadi ditutup kembali. Tiada lagi orang lain yang akan memasukinya” [Bukhari-Muslim]

Hadist 8
Hadis riwayat Abu Hurairah ra.: Bahwa Rasulullah saw. bersabda: Apabila tiba bulan Ramadan, maka dibukalah pintu-pintu surga, ditutuplah pintu neraka dan setan-setan dibelenggu (Nomor hadis dalam kitab Sahih Muslim: 1793)

Hadist 9
Wajib berpuasa Ramadan jika melihat hilal awal Ramadan dan berhenti puasa jika melihat hilal awal Syawal. Jika tertutup awan, maka hitunglah 30 hari. (Hadis riwayat Ibnu Umar ra)

Hadist 10
Dari Nabi saw. bahwa beliau menyebut-nyebut tentang bulan Ramadan sambil mengangkat kedua tangannya dan bersabda: Janganlah engkau memulai puasa sebelum engkau melihat hilal awal bulan Ramadhan dan janganlah berhenti puasa sebelum engkau melihat hilal awal bulan Syawal. Apabila tertutup awan, maka hitunglah (30 hari) – (Nomor hadis dalam kitab Sahih Muslim: 1795)

Hadist 11
Hadis riwayat Abu Hurairah ra., ia berkata: Rasulullah saw. bersabda: Janganlah engkau berpuasa satu atau dua hari sebelum Ramadan, kecuali bagi seorang yang biasa berpuasa, maka baginya silakan berpuasa. (Nomor hadis dalam kitab Sahih Muslim: 1812)

Hadist 12
“Diriwayatkan dari Abu Said al-Khudri r.a katanya: Aku pernah mendengar Rasulullah s.a.w bersabda: Tidak boleh berpuasa pada dua hari tertentu, iaitu Hari Raya Korban (Aidiladha) dan hari berbuka dari bulan Ramadan (Aidilfitri)” [Bukhari-Muslim]

Hadist 13
“Diriwayatkan daripada Anas r.a katanya: Rasulullah s.a.w bersabda: Hendaklah kamu bersahur karena dalam bersahur itu ada keberkatannya” [Bukhari-Muslim]

Hadist 14
“Diriwayatkan daripada Umar r.a katanya: Rasulullah s.a.w telah bersabda: Apabila datang malam, berlalulah siang dan tenggelamlah matahari. Orang yang berpuasa pun bolehlah berbuka” [Bukhari-Muslim]

Hadist 15
“Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a katanya: Rasulullah s.a.w bersabda: Apabila seseorang daripada kamu sedang berpuasa pada suatu hari, janganlah berbicara tentang perkara yang keji dan kotor. Apabila dia dicaci maki atau diajak berkelahi oleh seseorang, hendaklah dia berkata: Sesungguhnya hari ini aku berpuasa, sesungguhnya hari ini aku berpuasa” [Bukhari-Muslim]

Hadist 16
“Dari Abu Hurairah ra: katanya Rasulullah saw berabda: “Barang siapa tidak meninggalkan ucapan dusta dan berbuat jahat (padahal dia puasa), maka Allah tidak butuh ia meninggalkan makan dan minum” [Bukhari]

Hadist 17
“Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a katanya: Seorang lelaki datang menemui Rasulullah s.a.w lalu berkata: Celakalah aku wahai Rasulullah s.a.w. Rasulullah s.a.w bertanya: Apakah yang telah membuatmu celaka?
Lelaki itu menjawab: Aku telah bersetubuh dengan isteriku pada siang hari di bulan Ramadan.
Rasulullah s.a.w bertanya: Mampukah kamu memerdekakan seorang hamba? Lelaki itu menjawab: Tidak.
Rasulullah s.a.w bertanya: Mampukah kamu berpuasa selama dua bulan berturut-turut? Lelaki itu menjawab: Tidak.
Rasulullah s.a.w bertanya lagi: Mampukah kamu memberi makan kepada enam puluh orang fakir miskin? Lelaki itu menjawab: Tidak. Kemudian duduk.  3f
Rasulullah SAW kemudian memberikan kepadanya suatu bekas yang berisi kurma lalu bersabda: Sedekahkanlah ini.
Lelaki tadi berkata: Tentunya kepada orang yang paling miskin di antara kami. Tiada lagi di kalangan kami di Madinah ini yang lebih memerlukan dari keluarga kami.
Mendengar ucapan lelaki itu Rasulullah s.a.w tersenyum sehingga kelihatan sebahagian giginya. Kemudian baginda bersabda: Pulanglah dan berilah kepada keluargamu sendiri” [Bukhari-Muslim]

Hadist 18
“Diriwayatkan daripada Aisyah dan Ummu Salamah r.a, kedua-duanya berkata:: Nabi s.a.w bangkit dari tidur dalam keadaan berjunub bukan dari mimpi kemudian meneruskan puasa” [Bukhari-Muslim]

Hadist 19
” Barang siapa yang berpuasa sehari pada jalan Allah niscaya Allah akan manjauhkan mukanya dari api neraka (sejauh perjalanan) 70 tahun.” (Hadist riwayat Al-Bukhari)

Hadist 20
” Di dalam syurga terdapat satu pintu yang disebut Ar-Rayyan; pada hari Kiamat orang-orang yang berpuasa masuk daripadanya (dan) tidak seorang pun selain mereka memasukinya…..” (Hadist riwayat Al-Bukhari)

Hadist 21
“Puasa itu perisai yang dipergunakan seorang hamba untuk membentengi dirinya dari siksaan neraka.” (Hadist riwayat Imam Ahmad)

Hadist 22
” Segala amal kebajikan anak Adam itu dilipat-gandakan pahalanya kepada sepuluh hinggalah ke 700 kali ganda. Allah berfirman: ‘Kecuali puasa, sesungguhnya puasa itu adalah untuk-Ku dan Aku memberikan balasan kepadanya karena dia telah meninggalkan syahwat dan makan minumnya karena Aku’.” (Hadist riwayat Muslim)

Kisah - Khalifah Umar bin Khattab


Khalifah Umar bin Khattab berniat menggantikan gubernur Syam yang semula dipercayakan kepada Muawiyah. Penggantinya yang diinginkan Khalifah adalah Said bin Amir Al-Jumahi. “Aku ingin memberimu amanah menjadi gubernur,” kata Umar kepada Said. Said berkata, “Jangan kau jerumuskan aku ke dalam fitnah, wahai Amirul Mukminin. Kalian mengalungkan amanah ini di leherku kemudian kalian tinggal aku.” Umar mengira bahwa Said menginginkan gaji, “Kalau begitu, kita berikan untukmu gaji.” Said menjawab, “Allah telah memberiku rizki yang cukup bahkan lebih dari yang kuinginkan.”
Begitulah kursi gubernuran yang ditolak oleh Said dengan halus. Walau akhirnya dia harus menunjukkan ketaatannya kepada Khalifah dengan menaati keinginan Umar yang tetap bersiteguh untuk mengangkatnya sebagai gubernur Syam. Akhirnya hari yang ditentukan untuk keberangkatannya ke Syam tiba. Dari Madinah dia berangkat beserta istrinya menuju tempat tugasnya yang baru.

Sesampainya di Syam, Said memulai hari-harinya dengan amanah baru, menjadi gubernur Syam. Hingga suatu saat Said terlilit kebutuhan yang memerlukan uang. Sementara tidak ada uang pribadinya yang bisa dia pakai. Sementara itu di Madinah Umar mendapatkan tamu utusan dari Syam. Mereka datang untuk melaporkan beberapa kebutuhan dan urusan mereka sebagai rakyat yang hidup di bawah kekhilafahan Umar bin Khattab.
Umar berkata, “Tuliskan nama-nama orang miskin di tempat kalian.”
Mereka pun menuliskan nama-nama orang yang membutuhkan bantuan dari negara. Tulisan itu diserahkan kepada Umar. Dengan agak terkejut, Umar menemui sebuah nama. Said.
“Apakah ini Said gubernur kalian?”
“Ya, itu Said gubernur kami.” “Dia termasuk daftar orang-orang miskin?” tanya Umar lagi mempertegas.
“Ya,” jawab mereka meyakinkan.
Umar kemudian mengambil sebuah kantong dari kain yang terikat ujungnya. “Berikan ini kepada gubernur kalian,” kata Umar sambil memberikan kantong itu kepada mereka.
Rombongan itu akhirnya kembali ke Syam. Setelah sampai, mereka menyampaikan amanah dari Umar itu kepada Said gubernur mereka.
Sore harinya Said pulang ke rumah. Dia membuka kantong tersebut tanpa sepengetahuan istrinya. Dan ternyata kantong tersebut berisi uang seribu dinar. Jumlah yang tidak sedikit. “Innalillahi wainna ilaihi rojiun,” katanya lirih. Ternyata istrinya mendengar perkataan tersebut. “Apakah amirul mukminin meninggal?” tanya istrinya. “Tidak, tetapi musibah yang lebih besar dari itu,” kata Said. “Maukah engkau membantuku?” sambung Said. “Tentu,” jawab istrinya. “Dunia telah memasuki diriku untuk merusak akhiratku,” kata Said.
Esok paginya, Said memanggil orang kepercayaannya untuk membagikan uang itu kepada para janda, anak yatim dan orang miskin yang membutuhkan. Tanpa tersisa sedikit pun. Barulah istrinya memahami kata-kata Said, “Dunia telah memasuki diriku untuk merusak akhiratku.”
Begitulah. Dan memang Said selalu berusaha untuk menjadikan dunia yang dimilikinya untuk membeli akhirat. Agar mendapatkan bidadari surga.
Ketika suatu hari istrinya menuntut uang yang diberikan dari kakhilafahan, sementara uang itu telah habis disumbangkan kepada orang lain. Hingga tuntutannya itu membuat Said tersiksa. Said berusaha menghindari istrinya beberapa hari dengan selalu pulang malam. Agar dia tidak mendengar lagi tuntutan istrinya.
Sampai istrinya akhirnya tahu bahwa hartanya telah habis dibagikan cuma-cuma. Sang istri menangisi kepergian harta itu. Dan inilah yang dikatakan Said kepada istri tercintanya, “Sebenarnya istriku, dulu aku mempunyai teman-teman yang kini telah lebih dulu meninggalkanku. Aku tidak rela setelah mereka pergi aku bergelimang harta. Dan kemudian bidadari surga itu jika muncul di langit dunia akan menerangi seluruh penduduk bumi dan sinarnya itu akan memadamkan sinar matahari dan rembulan. Pakaian yang dia pakai lebih baik daripada dunia seisinya. Maka aku lebih memilih dirimu untuk menjadi bidadariku di surga nanti.” Kata-kata ini membuat istrinya Said ridho.
Kehidupan seorang gubernur Said bin Amir tidak hanya terhenti sampai tingkat kesenangannya membagikan harta. Kalau kita menengok dalam rumahnya lebih ke dalam lagi, kita akan menjumpai kehidupan seorang gunernur yang tak kita jumpai hari ini. Gubernur yang sangat zuhud kepada dunia, tidak merasa begitu perlu dengan harta, maka mustahil kalau dia rela memakan harta rakyatnya.
Inspeksi mendadak yang dilakukan Umar ke Syam akan mengantarkan kita kepada kisah-kisah dalam rumah tangga Said. Begitu sampai Himsa, Umar mengumpulkan penduduk kota tersebut dan bertanya, “Wahai penduduk Himsa, bagaimana kalian mendapati gubernur kalian?” Jawaban mereka cukup mengejutkan, “Kami mengeluhkan empat hal. Pertama, dia selalu keluar kepada kami setelah siang datang.” “Ini berat,” kata Umar. “Kemudian apa?” tanya Umar kembali.
“Kedua, dia tidak melayani siapa pun yang datang malam hari.”
“Ini juga masalah serius, kemudian apa lagi?”
“Ketiga, ada satu hari dalam satu bulan dimana dia tidak keluar sama sekali untuk menemui kami.”
“Ini tidak boleh dianggap enteng, kemudian yang keempat?”
“Dia terkadang pingsan ketika bersama kami.”
Mendengar aduan ini, Umar tidak bisa tinggal diam. Dia merasa perlu untuk cepat menyelesaikan permasalahan yang timbul antara pejabatnya itu dengan rakyatnya. Itulah pemimpin mulia yang langsung mendengar masalah rakyatnya dan langsung memberikan solusi konkrit dan bukan pepesan kosong serta janji memuakkan. Umar membuat pertemuan akbar antara Said sebagai gubernur dan rakyatnya yang siap mengadili gubernur mereka.
“Ya Allah, jangan Engkau kecewakan prasangka baikku selama ini kepadanya.”
Kata Umar membuka pertemuan, “Baiklah, apa yang kalian keluhkan?”
“Pertama, Said tidak keluar menemui kami kecuali setelah siang datang menjelang.”
Said angkat bicara, “Demi Allah sesungguhnya aku tidak suka menjawabnya. Aku tidak mempunyai pembantu, maka aku harus mengadoni roti sendiri, kemudian aku tunggu sampai adonan itu mengambang dan kemudian aku panggang hingga menjadi roti, kemudian aku wudhu dan baru keluar.’
“Terus apa lagi?”
“Kedua, Said tidak mau melayani yang datang kepadanya di malam hari.”
“Apa jawabmu, wahai Said?”
“Sesungguhnya aku tidak suka menjawabnya. Aku menjadikan siang hariku untuk mereka dan aku menjadikan malamku untuk Allah Azza Wajalla saja.”
“Kemudian apa lagi?”
“Ada satu hari tertentu dimana dia tidak keluar sama sekali dari rumahnya.”
“Apa komentarmu?”
“Aku tidak mempunyai pembantu yang mencucikan pakaianku. Sementara aku tidak memiliki pakaian yang lain. Maka aku mencucinya sendiri dan aku tunggu sampai kering, selanjutnya aku keluar kepada mereka saat sudah sore.”
“Selanjutnya apa lagi?”
“Said suka pingsan.”
“Aku menyaksikan meninggalnya Khubaib Al-Anshari di Mekah. Kematiannya sangat tragis di tangan orang-orang kafir Quraisy. Mereka menyayat-nyayat dagingnya kemudian menyalibnya di pohon kurma. Orang Quraisy itu meledek, “Khubaib, apakah kamu rela jika Muhammad sekarang yang menggantikanmu untuk disiksa?” Khubaib menjawab, “Demi Allah, kalau saya berada tenang dengan keluarga dan anakku, kemudian Muhammad tertusuk duri sungguh aku tidak rela.” Ketika itu aku masih dalam keadaan kafir dan menyaksikan Khubaib disiksa sedemikian rupa. Dan aku tidak bisa menolongnya. Setiap ingat itu, aku sangat khawatir bahwa Allah tidak mengampuniku untuk selamanya. Jika ingat itu, aku pingsan.”
Umar berkata, “Segala puji bagi Allah yang tidak mengecewakan prasangka baikku kepadanya.”
***

Download Tafsir Al-Quran lengkap


Tafsir Al-Quran


Tafsir Al Fatihah Ayat 1-7
Tafsir Al Baqarah Ayat 1-7
Tafsir Al Baqarah Ayat 8-16
Tafsir Al Baqarah Ayat 17-25
Tafsir Al Baqarah Ayat 26-29
Tafsir Al Baqarah Ayat 30-39
Tafsir Al Baqarah Ayat 40-48
Tafsir Al Baqarah Ayat 49-57
Tafsir Al Baqarah Ayat 58-66
Tafsir Al Baqarah Ayat 67-74
Tafsir Al Baqarah Ayat 75-82
Tafsir Al Baqarah Ayat 83-88
Tafsir Al Baqarah Ayat 89-93
Tafsir Al Baqarah Ayat 94-101
Tafsir Al Baqarah Ayat 102-105
Tafsir Al Baqarah Ayat 106-113
Tafsir Al Baqarah Ayat 114-119
Tafsir Al Baqarah Ayat 120-129
Tafsir Al Baqarah Ayat 130-134
Tafsir Al Baqarah Ayat 135-141

Tafsir Al Qur'an Juz 2

Tafsir Al Baqarah Ayat 142-145
Tafsir Al Baqarah Ayat 146-153
Tafsir Al Baqarah Ayat 154-162
Tafsir Al Baqarah Ayat 163-167
Tafsir Al Baqarah Ayat 168-173
Tafsir Al Baqarah Ayat 174-177
Tafsir Al Baqarah Ayat 178-182
Tafsir Al Baqarah Ayat 183-187
Tafsir Al Baqarah Ayat 188-195
Tafsir Al Baqarah Ayat 196-203
Tafsir Al Baqarah Ayat 204-212
Tafsir Al Baqarah Ayat 213-218
Tafsir Al Baqarah Ayat 219-225
Tafsir Al Baqarah Ayat 226-232
Tafsir Al Baqarah Ayat 233-239
Tafsir Al Baqarah Ayat 240-246
Tafsir Al Baqarah Ayat 247-252


Tafsir Al Qur'an Juz 3
Tafsir Al Baqarah Ayat 253-255
Tafsir Al Baqarah Ayat 256-260
Tafsir Al Baqarah Ayat 261-269
Tafsir Al Baqarah Ayat 270-276
Tafsir Al Baqarah Ayat 277-282
Tafsir Al Baqarah Ayat 283-286
Tafsir Ali Imran Ayat 1-9
Tafsir Ali Imran Ayat 10-17
Tafsir Ali Imran Ayat 18-27
Tafsir Ali Imran Ayat 28-37
Tafsir Ali Imran Ayat 38-51
Tafsir Ali Imran Ayat 52-61
Tafsir Ali Imran Ayat 62-74
Tafsir Ali Imran Ayat 75-83
Tafsir Ali Imran Ayat 84-91

Tafsir Al Qur'an Juz 4

Tafsir Surat Ali Imran Ayat 92-101
Tafsir Ali Imran Ayat 102-109
Tafsir Ali Imran Ayat 110-120
Tafsir Ali Imran Ayat 121-132
Tafsir Ali Imran Ayat 133-143
Tafsir Ali Imran Ayat 144-151
Tafsir Ali Imran Ayat 152-158
Tafsir Ali Imran Ayat 159-164
Tafsir Ali Imran Ayat 165-175
Tafsir Ali Imran Ayat 176-184
Tafsir Ali Imran Ayat 185-194
Tafsir Ali Imran Ayat 195-200
Tafsir An Nisa Ayat 1-6
Tafsir An Nisa Ayat 7-10
Tafsir An Nisa Ayat 11-12
Tafsir An Nisa Ayat 13-21
Tafsir An Nisa Ayat 22-23

Tafsir An Nisa Ayat 24-28
Tafsir An Nisa Ayat 29-35
Tafsir An Nisa Ayat 36-39
Tafsir An Nisa Ayat 40-46
Tafsir An Nisa Ayat 47-55
Tafsir An Nisa Ayat 56-63
Tafsir An Nisa Ayat 64-74
Tafsir An Nisa Ayat 75-79
Tafsir An Nisa Ayat 80-86
Tafsir An Nisa Ayat 87-91
Tafsir An Nisa Ayat 92-96
Tafsir An Nisa Ayat 97-103
Tafsir An Nisa Ayat 104-112
Tafsir An Nisa Ayat 113-121
Tafsir An Nisa Ayat 122-127
Tafsir An Nisa Ayat 128-134
Tafsir An Nisa Ayat 135-140
Tafsir An Nisa Ayat 141-147

Tafsir Al Qur'an Juz 6

Tafsir An Nisa Ayat 148-161
Tafsir An Nisa Ayat 162-169
Tafsir An Nisa Ayat 170-176
Tafsir Al Maidah Ayat 1-5
Tafsir Al Maidah Ayat 6
Tafsir Al Maidah Ayat 7-14
Tafsir Al Maidah Ayat 15-26
Tafsir Al Maidah Ayat 27-37
Tafsir Al Maidah Ayat 38-47
Tafsir Al Maidah Ayat 48-56
Tafsir Al Maidah Ayat 57-64
Tafsir Al Maidah Ayat 65-73
Tafsir Al Maidah Ayat 74-82


Tafsir Al Maidah Ayat 83-93
Tafsir Al Maidah Ayat 94-102
Tafsir Al Maidah Ayat 103-109
Tafsir Al Maidah Ayat 110-120
Tafsir Al An’aam Ayat 1-11
Tafsir Al An’aam Ayat 12-20
Tafsir Al An’aam Ayat 21-32
Tafsir Al An’aam Ayat 33-41
Tafsir Al An’aam Ayat 42-55
Tafsir Al An’aam Ayat 56-65
Tafsir Al An’aam Ayat 66-73
Tafsir Al An’aam Ayat 74-83
Tafsir Al An’aam Ayat 84-94
Tafsir Al An’aam Ayat 95-110

Tafsir Al Qur'an Juz 8
Tafsir Al An’aam Ayat 111-121
Tafsir Al An’aam Ayat 122-131
Tafsir Al An’aam Ayat 132-142
Tafsir Al An’aam Ayat 143-151
Tafsir Al An’aam Ayat 152-165
Tafsir Al A’raaf Ayat 1-19
Tafsir Al A’raaf Ayat 20-30
Tafsir Al A’raaf Ayat 31-41
Tafsir Al A’raaf Ayat 42-53
Tafsir Al A’raaf Ayat 54-64
Tafsir Al A’raaf Ayat 65-79
Tafsir Al A’raaf Ayat 80-87

Tafsir Al A’raaf Ayat 88-102
Tafsir Al A’raaf Ayat 103-116
Tafsir Al A’raaf Ayat 117-129
Tafsir Al A’raaf Ayat 130-143
Terjemah Al A’raaf Ayat 144-154
Tafsir Al A’raaf Ayat 155-166
Tafsir Al A’raaf Ayat 167-178
Tafsir Al A’raaf Ayat 179-188
Terjemah Al A’raaf Ayat 189-206
Tafsir Surat Al Anfaal Ayat 1-14
Tafsir Al Anfaal Ayat 15-26
Tafsir Al Anfaal Ayat 27-40


Tafsir Al Anfaal Ayat 41-51
Tafsir Al Anfaal Ayat 52-61
Tafsir Al Anfaal Ayat 62-75
Tafsir At Taubah Ayat 1-12
Tafsir At Taubah Ayat 13-24
Tafsir At Taubah Ayat 25-35
Tafsir At Taubah Ayat 36-49
Tafsir At Taubah Ayat 50-61
Tafsir At Taubah Ayat 62-74
Tafsir At Taubah Ayat 75-93

Tafsir Al Kahfi Ayat 99-110
Tafsir Hud Ayat 6-16
Tafsir Hud Ayat 17-35
Tafsir Hud Ayat 36-49
Tafsir Hud Ayat 50-60
Tafsir Hud Ayat 61-68
Tafsir Hud Ayat 69-83
Tafsir Hud Ayat 84-95
Tafsir Hud Ayat 96-113
Tafsir Hud Ayat 114-123
Tafsir Yusuf Ayat 1-14
Tafsir Yusuf Ayat 15-29
Tafsir Yusuf Ayat 30-42
Tafsir Yusuf Ayat 43-52


Tafsir Al Hijr Ayat 1-15
Tafsir Al Hijr Ayat 16-25
Tafsir Al Hijr Ayat 26-38
Tafsir Al Hijr Ayat 39-50
Tafsir Al Hijr Ayat 51-77
Tafsir Al Hijr Ayat 78-99
Tafsir An Nahl Ayat 1-13
Tafsir An Nahl Ayat 14-29
Tafsir An Nahl Ayat 30-40
Tafsir An Nahl Ayat 41-55
Tafsir An Nahl Ayat 56-69
Tafsir An Nahl Ayat 70-83
Tafsir An Nahl Ayat 84-96
Tafsir An Nahl Ayat 97-110
Tafsir An Nahl Ayat 111-128

Tafsir Al Qur'an Juz 15

Tafsir Al Isra Ayat 1-11
Tafsir Al Isra Ayat 12-25
Tafsir Al Isra Ayat 26-39
Tafsir Al Isra Ayat 40-56
Tafsir Al Isra Ayat 57-69
Tafsir Al Isra Ayat 70-82
Tafsir Al Isra Ayat 83-98
Tafsir Al Isra Ayat 99-111
Tafsir Al Kahfi Ayat 1-8
Tafsir Al Kahfi Ayat 9-20
Tafsir Al Kahfi Ayat 21-31
Tafsir Al Kahfi Ayat 32-46
Tafsir Al Kahfi Ayat 47-59
Tafsir Al Kahfi Ayat 60-74

Tafsir Al Qur'an Juz 16

Tafsir Al Kahfi Ayat 75-85
Tafsir Al Kahfi Ayat 86-98
Tafsir Al Kahfi Ayat 99-110
Tafsir Maryam Ayat 1-11

Tafsir Al Hajj Ayat 67-78

Tafsir Al Qur'an Juz 18

Tafsir Al Mu’minun Ayat 1-11
Tafsir An Nur Ayat 11-22            
 Tafsir An Nur Ayat 32-40
Tafsir An Nur Ayat 41-54            


Tafsir An Naml Ayat 56-66


Tafsir Al Ahzab Ayat 41-52

Tafsir Al Ahzab Ayat 53-62





Tafsir Al Qur'an Juz 27
Tafsir Adz Dzaariyat Ayat 31-46
Tafsir Adz Dzaariyat Ayat 47-60


Tafsir Al Mulk Ayat 1-11

Tafsir Al Mulk Ayat 12-23

Tafsir Al Mulk Ayat 24-30

Tafsir Al Qalam Ayat 1-16

Tafsir Al Qalam Ayat 17-33



Tafsir Al Insyiqaq Ayat 1-25
Tafsir Al Buruuj Ayat 1-22
Tafsir At Thaariq Ayat 1-17

sumber: http://www.tafsir.web.id